Sukoreno (17/02) – Aloe vera adalah sejenis tumbuhan yang sudah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu dan digunakan sebagai penyubur rambut, penyembuh luka dan untuk perawatan kulit. Seiring dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, manfaat tanaman aloe vera atau biasa di kenal dengan tanaman lidah buaya berkembang sebagai bahan baku industri farmasi dan kosmetika serta sebagai bahan makanan dan minuman.
Secara umum, lidah buaya merupakan satu dari 10 jenis tanaman terlaris di dunia yang mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai tanaman obat dan bahan baku industri kosmetik. Berdasarkan hasil penelitian dari lembaga peneliti dan ahli, mengemukakan bahwa tanaman ini kaya akan kandungan zat-zat seperti enzim, asam amino, mineral, vitamin, polisakarida dan komponen lain yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia. Wahyono E dan Kusnandar (2002) dalam bukunya yang berjudul “Pemanfaatan Lidah Buaya” menyampaikan bahwa lidah buaya berkhasiat sebagai anti inflamasi, anti jamur, anti bakteri, dan membantu proses regenerasi sel. Disamping untuk menurunkan kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes, mengontrol tekanan darah, menstimulasi kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit kanker, serta dapat digunakan sebagai nutrisi pendukung penderita kanker dan HIV/AIDS.
Dari banyaknya kandungan yang terdapat dalam tumbuhan aloe vera serta manfaatnya bagi tubuh manusia, maka Bapak Bambang Agrayanto mendirikan pusat budidaya dan pelatihan pengolahan aloe vera yang bernama Roemah de Aloe Vera tepatnya berada di Pedukuhan Banggan RT 43 RW 22 Kalurahan Sukoreno Kapanewon Sentolo Kabupaten Kulon Progo. Tempat ini mulai didirikan sejak bulan Oktober 2019. “kami menyediakan berbagai olahan, bibit dan pelepah aloe vera. Dan kami juga menerima pelatihan budidaya dan pengolahannya.” Jelas bapak Bambang di sela-sela pelatihan yang sedang beliau laksanakan. Pelatihan yang dilaksanakanpada hari Minggu, 16 Februari 2020 ini diikuti oleh peserta dari Sleman, Bantul da nada pula yang dari Jepara. “ini merupakan pelatihan yang kedua,yang pertama tanggal 19 Januari 2020 dan pesertanya dari Magelang, Kebumen dan Kutoarjo” imbuh pria asal warung boto,umbul harjo, Yogyakarta. Lurah Sukoreno, bapak Olan Suparlan yang saat itu hadir dalam pelatihan berkesempatan merasakan hasil olahan aloe vera. Adapun hasil olahan yang saat itu diberikan adalah keripik kulit lidah buaya dan cendol lidah buaya. Bahkan bapak Olan Suparlan sempat mencicipi daging pelepah aloe vera secara langsung tanpa di masak, menurut beliau rasanya enak dan tidak pahit. “kalau sudah di olah tidak berasa pahit, keripik kulit pelepah lidah buaya dan cendol daging pelepah lidah buaya rasanya khas dan enak. Apalagi jika kita mengetahui tentang khasiat dari aloe vera, pasti makanan ini kan menjadi cemilan yang enak dan menyehatkan” tutur bapak Olan Suparlan sambil menikmati cendol aloe vera.
Selain di Pedukuhan Banggan, budidaya aloe vera juga di kembangkan bersama dengan komunitas dan rekanan usaha di daerah Seyegan Sleman Yogyakarta yang mencapai luas kurang lebih 1.500 meter. Menurut pak Bambang aloe vera ini saat di olah tidak ada yang terbuang, dari kulit, daging bahkan pangkal pelepah semua bisa dimanfaatkan. Bahkan limbah dari pengolahan aloe vera dapat digunakan sebagai pupuk organic cair yang berfungsi untuk perangsang buah dari segala macam pohon buah. Rencana kedepan tempat seluas kurang lebih 500 meter persegi tersebut akan digunakan sebagai wisata edukasi, tak hanya edukasi aloe vera namun edukasi tentang tanaman buah lainnya seperti durian, buah naga dan jenis buah-buahan lainnya. Hal tersebut dibenarkan oleh bapak Wahyudi bahwa tempat tersebut akan di buat sebagai wisata agro. “rencana kedepan akan dibuat wisata agro yang tujuannya untuk edukasi dan pusat pelatihan pengolahan serta budidaya aloe vera” jelas pak Wahyudi selaku Dukuh dari Pedukuhan Banggan.